Minggu, 24 Juni 2012

GUSDUR : syi'ir tanpo waton

Gus Dur (Abdurrahman Wahid), pasti kita sudah mengenal beliau. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari sosok beliau yang sarat pemikiran cemerlang. Salah satu kenang-kenangan dari Gus Dur adalah Syi’ir ‘tanpo waton’. Syi’ir (Syair) ini merupakan sedikit oleh-oleh pemikiran islam beliau bagi segenap umat islam pada khususnya. Dalam syi’ir ini, beliau berbagi ilmu, kritik bagi sesama muslim, dan banyak hal yang beliau berikan dalam beberapa baris syair. Dari ajakan untuk tidak sekedar membaca Al-Qur’an, namun juga seharusnya kita belajar memahami isinya. Mengkritisi pihak-pihak yang (suka) mengkafirkan orang lain namun tidak memperhatikan kekafiran dirinya sendiri. Dan masih banyak pesan lainnya bagi kita semua. Pemikiran Gus Dur terus dikembangkan dan dipelajari, ada banyak tokoh yang konsisten meneruskan pemikiran beliau, dan melalui facebook, Bapak A.S Hikam berusaha menjaganya disini. Dan berikut adalah lirik Syi’ir Tanpo Waton tersebut yang saya copas dari Ustadz Dafid Fuadi. ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪْ ﺭَﺏَّ ﺍﻟْﺒَﺮَﺍﻳَﺎ * ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪْ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻄَﺎﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﺯِﺩْﻧِﻲ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻧَﺎﻓِﻌَﺎ * ﻭَﻭَﻓِّﻘْﻨِﻲ ﻋَﻤَﻼً ﺻَﺎﻟِﺤَﺎ ﻳﺎَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪْ ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻴْﻚْ * ﻳَﺎ ﺭَﻓِﻴْﻊَ ﺍﻟﺸَّﺎﻥِ ﻭَ ﺍﻟﺪَّﺭَﺝِ ﻋَﻄْﻔَﺔً ﻳَّﺎﺟِﻴْﺮَﺓَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻢِ * ) ﻳَﺎ ﺃُﻫَﻴْﻞَ ﺍﻟْﺠُﻮﺩِ ﻭَﺍﻟْﻜَﺮَﻡِ Ngawiti ingsun nglaras syi’iran …. (aku memulai menembangkan syi’ir) Kelawan muji maring Pengeran …. (dengan memuji kepada Tuhan) Kang paring rohmat lan kenikmatan …. (yang memberi rohmat dan kenikmatan) Rino wengine tanpo pitungan 2X …. (siang dan malamnya tanpa terhitung) Duh bolo konco priyo wanito …. (wahai para teman pria dan wanita) Ojo mung ngaji syareat bloko …. (jangan hanya belajar syari’at saja) Gur pinter ndongeng nulis lan moco … (hanya pandai bicara, menulis dan membaca) Tembe mburine bakal sengsoro 2X …. (esok hari bakal sengsara) Akeh kang apal Qur’an Haditse …. (banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya) Seneng ngafirke marang liyane …. (senang mengkafirkan kepada orang lain) Kafire dewe dak digatekke …. (kafirnya sendiri tak dihiraukan) Yen isih kotor ati akale 2X …. (jika masih kotor hati dan akalnya) Gampang kabujuk nafsu angkoro …. (gampang terbujuk nafsu angkara) Ing pepaese gebyare ndunyo …. (dalam hiasan gemerlapnya dunia) Iri lan meri sugihe tonggo … (iri dan dengki kekayaan tetangga) Mulo atine peteng lan nisto 2X … (maka hatinya gelap dan nista) Ayo sedulur jo nglaleake …. (ayo saudara jangan melupakan) Wajibe ngaji sak pranatane … (wajibnya mengkaji lengkap dengan aturannya) Nggo ngandelake iman tauhide … (untuk mempertebal iman tauhidnya) Baguse sangu mulyo matine 2X …. (bagusnya bekal mulia matinya) Kang aran sholeh bagus atine …. (Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya) Kerono mapan seri ngelmune … (karena mapan lengkap ilmunya) Laku thoriqot lan ma’rifate …. (menjalankan tarekat dan ma’rifatnya) Ugo haqiqot manjing rasane 2 X … (juga hakikat meresap rasanya) Al Qur’an qodim wahyu minulyo … (Al Qur’an qodim wahyu mulia) Tanpo tinulis biso diwoco … (tanpa ditulis bisa dibaca) Iku wejangan guru waskito … (itulah petuah guru mumpuni) Den tancepake ing jero dodo 2X … (ditancapkan di dalam dada) Kumantil ati lan pikiran … (menempel di hati dan pikiran) Mrasuk ing badan kabeh jeroan …. (merasuk dalam badan dan seluruh hati) Mu’jizat Rosul dadi pedoman …. (mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi pedoman) Minongko dalan manjinge iman 2 X … (sebagai sarana jalan masuknya iman) Kelawan Alloh Kang Moho Suci … (Kepada Alloh Yang Maha Suci) Kudu rangkulan rino lan wengi ….. (harus mendekatkan diri siang dan malam) Ditirakati diriyadohi … (diusahakan dengan sungguh- sungguh secara ihlas) Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X … (dzikir dan suluk jangan sampai lupa) Uripe ayem rumongso aman … (hidupnya tentram merasa aman) Dununge roso tondo yen iman … (mantabnya rasa tandanya beriman) Sabar narimo najan pas-pasan … (sabar menerima meski hidupnya pas-pasan) Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X … (semua itu adalah takdir dari Tuhan) Kelawan konco dulur lan tonggo … (terhadap teman, saudara dan tetangga) Kang podho rukun ojo dursilo … (yang rukunlah jangan bertengkar) Iku sunahe Rosul kang mulyo … (itu sunnahnya Rosul yang mulia) Nabi Muhammad panutan kito 2x …. (Nabi Muhammad tauladan kita) Ayo nglakoni sakabehane … (ayo jalani semuanya) Alloh kang bakal ngangkat drajate … (Allah yang akan mengangkat derajatnya) Senajan asor toto dhohire … (Walaupun rendah tampilan dhohirnya) Ananging mulyo maqom drajate 2X … (namun mulia maqam derajatnya di sisi Allah) Lamun palastro ing pungkasane … (ketika ajal telah datang di akhir hayatnya) Ora kesasar roh lan sukmane … (tidak tersesat roh dan sukmanya) Den gadang Alloh swargo manggone … (dirindukan Allah surga tempatnya) Utuh mayite ugo ulese 2X … (utuh jasadnya juga kain kafannya) ﻳﺎَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪْ ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻴْﻚْ * ﻳَﺎ ﺭَﻓِﻴْﻊَ ﺍﻟﺸَّﺎﻥِ ﻭَ ﺍﻟﺪَّﺭَﺝِ ﻋَﻄْﻔَﺔً ﻳَّﺎﺟِﻴْﺮَﺓَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻢِ * ﻳَﺎ ﺃُﻫَﻴْﻞَ ﺍﻟْﺠُﻮﺩِ ﻭَﺍﻟْﻜَﺮَﻡِ Semoga bermanfaat,

Selasa, 03 April 2012

setiap anak adam pasti bersalah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik- baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2499) Tak seorangpun diantara kita sebagai manusia yang tidak pernah lepas dan selamat dari kekurangan. Akan tetapi masing- masing dari kita berbeda-beda tingkat kekurangannya sesuai dengan takdir masing-masing. Namun pada asalnya setiap kita memiliki kekurangan. Didalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya para hamba tidak melakukan dosa niscaya Allah akan menciptakan makhluk lain yang melakukan dosa, kemudian Allah akan mengampuni mereka, dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang.” (HR. Al-Hakim- IV/246) Kesalahan yang dilakukan oleh diri-diri kita akan tertutupi dengan taubat. Taubat yang selalu diawali dengan penyesalan akan dosa yang kemudian melahirkan keinginan kuat untuk tidak mengulanginya lagi, bertekad untuk memperbaiki diri karena kita mengetahui bahwa perbuatan maksiat adalah penghalang antara manusia dengan Rabbnya. Kesadaran ini yang akan mengantarkan kepada kesuksesan dan keselamatan. Perasaan takut (khauf) dan berharap (raja) hanya kepada Allah akan melahirkan dalam diri taubat yang nashuha. Dzat yang Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang berfirman : “…Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS. An-Nuur :31) “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya…”(QS, At- Tahriim:8) Maka marilah kita bersegera melakukan taubat nashuha yang akan mensucikan ruh kita dari segala kotoran-kotorannya dan membersihkan dari karatnya (raan). Karena dosa-dosa adalah karat yang melekat pada hati dan penghalang dari hal-hal yang dicintai oleh syariat. Sehingga taubat adalah kewajiban bagi kita yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan dosa, maka akan terjadi bintik hitam di dalam hatinya. Jika ia bertaubat dan melepaskan dosa tersebut serta beristighfar, maka hatinya akan dibersihkan. Namun, jika ia menambah dosanya, maka bintik hitam tersebut pun akan bertambah sehingga menutupi hatinya. Maka itulah yang dimaksud dengan raan (karat) yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (QS. Al- Muthaffifin:14) (HR. At-Tirmidzi no. 3334) Sekarang tibalah saatnya bagi kita untuk mengganti kejelekan yang telah dikerjakan dengan amal kebaikan. Semoga Allah menjadikan kita termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang bertaubat dengan taubatan nashuha dan memberikan kepada kita surga dan tambahannya (memandang Wajah Allah ‘Azza Wa Jalla). Aamiin

Minggu, 18 Maret 2012

berbakti kepada ke dua orang tua

Sahabat..
Apa pentingnya kita berbuat baik
dan berbakti kepada kedua orang
tua kita ?
Pertama adalah bahwa berbuat
baik dan berbakti kepada kedua
orang tua adalah salah satu
bentuk syukur kita pada Allah swt.
Disebutkan Allah telah menempat
kedudukan orang tua kita satu
tingkat dibawahNYA, Allah telah
menyertakan orang tua setelah
namaNYA, sebagaimana
disebutkan dalam surat Lukman
yang artinya, “…Bersyukurlah
kalian kepad-KU lalu kepada kedua
orang tuamu…”
Ini menjelaskan bahwa jika kita
berbakti kepada kedua orang tua
kita, sesungguhnya kita telah
termasuk orang-orang yang
bersykur kepada Allah Swt. Takkan
setinggi apapun rasa syukur kita
pada Allah Swt, jika kita tidak
berbakti dan berterimakasih
kepada kedua orang tua kita. Dan
jika kita bersyukur pada Allah
dengan berbakti dan berbuat baik
kepada orang tua, Allah berjanji
akan menganugerahkan karunia
yg banyak, yang boleh jadi saat ini
Allh anugerahkan kita anak-anak
yang soleh dan solehah, yang juga
berbuat baik dan berbakti pada
kita orang tuanya.
Kedua, jika kita berbakti kepada
kedua orang tua kita, sebenarnya
kita sedang membangun dan
membuka jalan ke syurga.
Sesungguhnya Allah telah
menetapkan, dan Rasulullah SAW
pun telah menyampaikan, bahwa
sesunggunya keridhoan Allah SWT
itu ada pada ridhonya orang tua
kita, dan kemurkaan Allahpun ada
pada murkanya orang tua. Jadi,
manalah mungkin kita akan
memperoleh syurga yang kita
impikan, jika orang tua kita tidak
ridho pada kita. Bayanagkan,
seluruh ibadah yg kita lakukan
adalah berharap pahala dari Allah
yang akan mengantarkan kita ke
syurga-NYA. Bukankah doa-doa
yang kita panjatka semua
bermuara akan syurganya Allah ?
…. “Ya Allah Ya Rabbi, masukan
kami dan keluarga kami kedalam
syurga MU. ,”.
Namun dimanakah letak syurga
itu? Dimana syurga yang kita cari
dan impikan itu ? Rasulullah SAW
bersabda, “Syurga yang kalian cari
dan harap-harapkan itu, letaknya
ada dibawah telapak kaki
ibumu…”. Artinya jika ridho orang
tua sudah kita peroleh,
sesungguhnya kita telah
membuka jalan ke syurga. Dengan
demikian, jika hari ini ada yang
orang tuanya sudah tua renta,
susah payah sakit-sakitan, butuh
perhatian dan asuhan, dan orang
tuanya itu berada dalam
pangkuannya, maka sesunggunya
syurga telah bersamanya.
Rasulullah juga pernah
menyampaikan, bahwa sungguh
merugilah seorang anak yang
orang tuanya sudah renta dan
sakitan-sakitan tinggal
bersamanya, tapi ia tidak
mendapat syurga karenanya.
Maknanya adalah jika kita
merawat orang tua kita yang
sudah tua dan sakit-sakitan, maka
rawatlah dengan ihklas dan penuh
pengabdian. Yang demikian itu
Inysa Allah akan mengantarkan
kita ke syurganya Allah SWT.
Ketiga, jika kita berbakti kepada
keda orang tua kita, Inysa Allah
kelak anak-anak kita juga akan
berbakti pada kita orang tuanya.
Namun jika kita tidak berbakti
bahkan durhaka kepada orang tua
kita, maka bersiap-siaplah
menghadapi anak kita yang tak
akan berbakti bahkan durhaka
kepada kita, nauzubillahiminzalikh.
Salah satu Hadits Riwayat Imam
At Tabrani patut kita renungkan,
yang artinya : “Berbaktilah kepada
kedua orang tuamu, niscaya anak-
anakmu kelak akan bebakti
kepadamu”. Jadi kalaulah hari ini
kita mengantarkan orang tua kita
yang sudah tua renta lanjut usia
ke panti jompo karena alasan
apapun, maka jangan pernah
menyesal jika suatu saat nanti
anak-anak kita juga akan
menitipkan kita ke panti jompo
sampai meunggu ajal, dengan
alasan apapun juga.
Kalaulah demikian halnya, maka
kita yang berbuat baik dan
berbakti kepada kedua orang tua
kita, sesungguhnya kita telah
menanam pohon kebaikan. Diakhir
khutbahnya, khatib menyampai
suatu riwayat, ketika seorang
hamba bertanya pada khalifah
Umar :
Hamba:“Ya Amirul Mukminin, hari
ini orang tuaku sudah tua lanjut
usia, hari-harinya ia selalu
bersamaku, aku papah ia, akulah
sandarannya, akulah
kendaraannya, aku bersihkan
kotorannya, aku antar kemanapun
ia pergi … apakah dengan
demikian aku telah membalas jasa
orang tua ku ? “
Umar : “Belum.!!”.
Hamba:”Kenapa Ya Amirul
Mukminin ?”
Umar : “Karena semua itu engkau
lakukan dengan hati yang berat,
penuh keterpaksaan dan apa lagi
telah kau doakan kematian yang
cepat baginya. Sedangkan ketika
ia mendidikmu, membesarkanmu
dengan susah payah, tiada ia
pernah menjadikanmu beban,
bahkan selalu berdoa…. Ya Allah,
panjangkalah umur anakku”
Sesungguhnyalah, tidak akan
pernah mampu kita membalas
jasa-jasa kedua orang tua kita.
Maka bagi kita-kita yang orang
tuanya masih hidup, bersyukurlah
dengan selalu berbuat baik dan
berbakti kepadanya, peliharalah
dan layanilah mereka dengan
penuh ikhlas dan pengabdian,
apapun keadaannya. Insya Allah
kebahagiaan mereka dilayani dan
dipelihara anaknya, jadi ladang
syurga bagi kita. Semoga kelak
anak-anak kitapun akan berbakti
dan berbuat baik pada kita orang
tuanya

Rabu, 14 Maret 2012

sentra ciu di sukoharjo

Orang Solo sering menyebut
minuman tradisional itu dengan
sebutan Ciu. Karena “pabrik-
pabrik” nya banyak ditemui di
kawasan Bekonang – Sukoharjo
(sebuah daerah kawasan
pinggiran Solo) tak sedikit yang
menyebutnya dengan sebutan
Ciu
Bekonang.
Minuman ciu ini dianggap dan
disepakati keharamannya
karena
mengandung alkohol yang tidak
sedikit. Sebuah referensi sumber
dari kepolisian RI yang
kuperoleh
menyebutkan bahwa Ciu
mengandung kadar alkohol
cukup
tinggi yaitu sekitar 30-40%.
Busyet dah,, Tak salah jika
minuman ini sangat efektif
untuk
membuat orang yang
meminumnya mabuk, dan
ngomyang (ngigau) jika pada
kondisi “tinggi”.
Gimana caranya bikin Ciu,
sejujurnya aku tidak
mengetahuinya. Namun, setelah
kucoba googling kesana kemari,
kuperoleh sedikit referensi
singkat tentang proses
membuat
minuman Ciu ini. Simpel-nya,
cairan berisi campuran gula
kelapa, tape singkong, dan laru
dilarutkan dan dicampur ke
dalam
sebuah panci yang dibakar di
atas
perapian. Setelah itu, panci
ditutup. Kemudian tutup panci
tersebut dihubungkan dengan
pipa bambu, lantas disalurkan
melewati air dingin. Selanjutnya
di
ujung pipa ditempatkan gelas
kaca
besar berukuran 2-3 liter untuk
menampung air hasil
sulingannya.
Demikian sedikit referensi
tentang
proses pembuatan minuman Ciu.
Jika ingin melihat reaksi
ngomyang para peminum Ciu ini
silakan kawan-kawan datang ke
Jalan Ciu Bekonang. Di warung-
warung sekitarnya, ciu
dihidangkan dengan berbagai
rasa, tergantung campurannya
(sumber). Misalnya ada istilah
cisprite, campuran dengan
minuman ringan Sprite, dengan
perbandingan 1:1. Selain itu, ada
pula cikola (campuran ciu dan
Coca-cola), ciut (ciu dengan
Nutrisari), cias (ciu dengan
wedang asam), ciu tiga dimensi
(campuran ciu dengan bir dan
Kratingdaeng), dan ciu empat
dimensi (ciu, bir, Kratingdaeng,
dan Sprite), serta kidungan (ciu
dengan campuran air rendaman
tanduk kijang). Jenis terakhir ciu
campuran itu diyakini sebagai
obat kuat. Kalao masih kurang,
silakan ciu dicampur dengan
obat
Bodrex.
hahahahaha. Rasakan
sensasinya
bersama “malaikat-malaikat”.
Minuman asal Bekonang Solo ini
rupa-rupanya dijual cukup
murah.
Bermodal Rp. 5.000,- perak saja,
anda sudah bisa menikmati
flying
on the sky dengan menegak 1
liter
ciu sambil ngomyang. Karena
murahnya harga banyu gendeng
(minuman yang bisa bikin gila)
ini,
ciu sering diasosiasikan sebagai
sebuah perlawanan dari rakyat
jelata terhadap serangan gaya
hidup global melalui masuknya
minuman-minuman “modern”
ala
Coca Cola atau Sprite dan Fanta.
Lebih dari itu, minuman ini juga
menjadi semacam pelarian
mudah
dan murah bagi kalangan kaum
“rendahan” untuk menikmati
flying dan mendem (mabuk) di
kala malam yang dingin. Bila
dibandingkan dengan minuman
keras beralkohol produk-produk
luar negeri yang harganya
relatif
mahal, maka ciu telah menjadi
solusi.
Kendatipun disebut dan
dikonotasikan sebagai minuman
para preman dan pekerja-
pekerja
kelas rendahan, pada akar
sejarahnya minuman ciu ini
sebenarnya justru berasal dari
sebuah budaya menyimpang
Kraton yang dipengaruhi oleh
bujukan para penjajah Belanda.
Sumber:
fans page- dukung ciu bekonang mnjadi minuman n0 1 khas kota solo