blog sak-sak'e
Minggu, 06 Januari 2013
Kamis, 06 September 2012
Minggu, 24 Juni 2012
GUSDUR : syi'ir tanpo waton
Gus Dur (Abdurrahman Wahid),
pasti kita sudah mengenal
beliau. Banyak pelajaran yang
bisa kita ambil dari sosok beliau
yang sarat pemikiran cemerlang.
Salah satu kenang-kenangan
dari Gus Dur adalah Syi’ir ‘tanpo
waton’. Syi’ir (Syair) ini
merupakan sedikit oleh-oleh
pemikiran islam beliau bagi
segenap umat islam pada
khususnya.
Dalam syi’ir ini, beliau berbagi
ilmu, kritik bagi sesama muslim,
dan banyak hal yang beliau
berikan dalam beberapa baris
syair. Dari ajakan untuk tidak
sekedar membaca Al-Qur’an,
namun juga seharusnya kita
belajar memahami isinya.
Mengkritisi pihak-pihak yang
(suka) mengkafirkan orang lain
namun tidak memperhatikan
kekafiran dirinya sendiri. Dan
masih banyak pesan lainnya bagi
kita semua.
Pemikiran Gus Dur terus
dikembangkan dan dipelajari,
ada banyak tokoh yang
konsisten meneruskan pemikiran
beliau, dan melalui facebook,
Bapak A.S Hikam berusaha
menjaganya disini.
Dan berikut adalah lirik Syi’ir
Tanpo Waton tersebut yang
saya copas dari Ustadz Dafid
Fuadi.
ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪْ ﺭَﺏَّ ﺍﻟْﺒَﺮَﺍﻳَﺎ *
ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪْ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻄَﺎﻳَﺎ
ﺭَﺏِّ ﺯِﺩْﻧِﻲ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻧَﺎﻓِﻌَﺎ *
ﻭَﻭَﻓِّﻘْﻨِﻲ ﻋَﻤَﻼً ﺻَﺎﻟِﺤَﺎ
ﻳﺎَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪْ ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻴْﻚْ
* ﻳَﺎ ﺭَﻓِﻴْﻊَ ﺍﻟﺸَّﺎﻥِ ﻭَ ﺍﻟﺪَّﺭَﺝِ
ﻋَﻄْﻔَﺔً ﻳَّﺎﺟِﻴْﺮَﺓَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻢِ *
) ﻳَﺎ ﺃُﻫَﻴْﻞَ ﺍﻟْﺠُﻮﺩِ ﻭَﺍﻟْﻜَﺮَﻡِ
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran ….
(aku memulai menembangkan
syi’ir)
Kelawan muji maring Pengeran
…. (dengan memuji kepada
Tuhan)
Kang paring rohmat lan
kenikmatan …. (yang memberi
rohmat dan kenikmatan)
Rino wengine tanpo pitungan 2X
…. (siang dan malamnya tanpa
terhitung)
Duh bolo konco priyo wanito ….
(wahai para teman pria dan
wanita)
Ojo mung ngaji syareat bloko ….
(jangan hanya belajar syari’at
saja)
Gur pinter ndongeng nulis lan
moco … (hanya pandai bicara,
menulis dan membaca)
Tembe mburine bakal sengsoro
2X …. (esok hari bakal sengsara)
Akeh kang apal Qur’an Haditse
…. (banyak yang hapal Qur’an
dan Haditsnya)
Seneng ngafirke marang liyane
…. (senang mengkafirkan kepada
orang lain)
Kafire dewe dak digatekke ….
(kafirnya sendiri tak dihiraukan)
Yen isih kotor ati akale 2X ….
(jika masih kotor hati dan
akalnya)
Gampang kabujuk nafsu angkoro
…. (gampang terbujuk nafsu
angkara)
Ing pepaese gebyare ndunyo ….
(dalam hiasan gemerlapnya
dunia)
Iri lan meri sugihe tonggo … (iri
dan dengki kekayaan tetangga)
Mulo atine peteng lan nisto 2X
… (maka hatinya gelap dan
nista)
Ayo sedulur jo nglaleake …. (ayo
saudara jangan melupakan)
Wajibe ngaji sak pranatane …
(wajibnya mengkaji lengkap
dengan aturannya)
Nggo ngandelake iman tauhide
… (untuk mempertebal iman
tauhidnya)
Baguse sangu mulyo matine 2X
…. (bagusnya bekal mulia
matinya)
Kang aran sholeh bagus atine ….
(Yang disebut sholeh adalah
bagus hatinya)
Kerono mapan seri ngelmune …
(karena mapan lengkap ilmunya)
Laku thoriqot lan ma’rifate ….
(menjalankan tarekat dan
ma’rifatnya)
Ugo haqiqot manjing rasane 2 X
… (juga hakikat meresap
rasanya)
Al Qur’an qodim wahyu minulyo
… (Al Qur’an qodim wahyu mulia)
Tanpo tinulis biso diwoco
… (tanpa ditulis bisa dibaca)
Iku wejangan guru waskito …
(itulah petuah guru mumpuni)
Den tancepake ing jero dodo 2X
… (ditancapkan di dalam dada)
Kumantil ati lan pikiran …
(menempel di hati dan pikiran)
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
…. (merasuk dalam badan dan
seluruh hati)
Mu’jizat Rosul dadi pedoman ….
(mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi
pedoman)
Minongko dalan manjinge iman 2
X … (sebagai sarana jalan
masuknya iman)
Kelawan Alloh Kang Moho Suci …
(Kepada Alloh Yang Maha Suci)
Kudu rangkulan rino lan wengi
….. (harus mendekatkan diri
siang dan malam)
Ditirakati diriyadohi
… (diusahakan dengan sungguh-
sungguh secara ihlas)
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X
… (dzikir dan suluk jangan
sampai lupa)
Uripe ayem rumongso aman
… (hidupnya tentram merasa
aman)
Dununge roso tondo yen iman …
(mantabnya rasa tandanya
beriman)
Sabar narimo najan pas-pasan
… (sabar menerima meski
hidupnya pas-pasan)
Kabeh tinakdir saking Pengeran
2X … (semua itu adalah takdir
dari Tuhan)
Kelawan konco dulur lan tonggo
… (terhadap teman, saudara
dan tetangga)
Kang podho rukun ojo dursilo …
(yang rukunlah jangan
bertengkar)
Iku sunahe Rosul kang mulyo …
(itu sunnahnya Rosul yang
mulia)
Nabi Muhammad panutan kito 2x
…. (Nabi Muhammad tauladan
kita)
Ayo nglakoni sakabehane … (ayo
jalani semuanya)
Alloh kang bakal ngangkat
drajate … (Allah yang akan
mengangkat derajatnya)
Senajan asor toto dhohire …
(Walaupun rendah tampilan
dhohirnya)
Ananging mulyo maqom drajate
2X … (namun mulia maqam
derajatnya di sisi Allah)
Lamun palastro ing pungkasane
… (ketika ajal telah datang di
akhir hayatnya)
Ora kesasar roh lan sukmane …
(tidak tersesat roh dan
sukmanya)
Den gadang Alloh swargo
manggone … (dirindukan Allah
surga tempatnya)
Utuh mayite ugo ulese 2X …
(utuh jasadnya juga kain
kafannya)
ﻳﺎَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪْ ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻴْﻚْ
* ﻳَﺎ ﺭَﻓِﻴْﻊَ ﺍﻟﺸَّﺎﻥِ ﻭَ
ﺍﻟﺪَّﺭَﺝِ
ﻋَﻄْﻔَﺔً ﻳَّﺎﺟِﻴْﺮَﺓَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻢِ *
ﻳَﺎ ﺃُﻫَﻴْﻞَ ﺍﻟْﺠُﻮﺩِ
ﻭَﺍﻟْﻜَﺮَﻡِ
Semoga bermanfaat,
Selasa, 24 April 2012
Selasa, 03 April 2012
setiap anak adam pasti bersalah
Assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Setiap anak
Adam adalah bersalah dan sebaik-
baiknya orang yang melakukan
kesalahan adalah mereka yang
mau bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi
no. 2499)
Tak seorangpun diantara kita
sebagai manusia yang tidak
pernah lepas dan selamat dari
kekurangan. Akan tetapi masing-
masing dari kita berbeda-beda
tingkat kekurangannya sesuai
dengan takdir masing-masing.
Namun pada asalnya setiap kita
memiliki kekurangan. Didalam
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Seandainya
para hamba tidak melakukan dosa
niscaya Allah akan menciptakan
makhluk lain yang melakukan
dosa, kemudian Allah akan
mengampuni mereka, dan Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha
penyayang.” (HR. Al-Hakim-
IV/246)
Kesalahan yang dilakukan oleh
diri-diri kita akan tertutupi
dengan taubat. Taubat yang selalu
diawali dengan penyesalan akan
dosa yang kemudian melahirkan
keinginan kuat untuk tidak
mengulanginya lagi, bertekad
untuk memperbaiki diri karena
kita mengetahui bahwa
perbuatan maksiat adalah
penghalang antara manusia
dengan Rabbnya. Kesadaran ini
yang akan mengantarkan kepada
kesuksesan dan keselamatan.
Perasaan takut (khauf) dan
berharap (raja) hanya kepada
Allah akan melahirkan dalam diri
taubat yang nashuha.
Dzat yang Maha Pengampun, Maha
Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang berfirman :
“…Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, Hai orang-orang
yang beriman supaya kamu
beruntung.”(QS. An-Nuur :31)
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya…”(QS, At-
Tahriim:8)
Maka marilah kita bersegera
melakukan taubat nashuha yang
akan mensucikan ruh kita dari
segala kotoran-kotorannya dan
membersihkan dari karatnya
(raan). Karena dosa-dosa adalah
karat yang melekat pada hati dan
penghalang dari hal-hal yang
dicintai oleh syariat. Sehingga
taubat adalah kewajiban bagi kita
yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Sesungguhnya
apabila seorang mukmin
melakukan dosa, maka akan
terjadi bintik hitam di dalam
hatinya. Jika ia bertaubat dan
melepaskan dosa tersebut serta
beristighfar, maka hatinya akan
dibersihkan. Namun, jika ia
menambah dosanya, maka bintik
hitam tersebut pun akan
bertambah sehingga menutupi
hatinya. Maka itulah yang
dimaksud dengan raan (karat)
yang disebutkan oleh Allah dalam
kitab-Nya, “Sekali-kali tidak
demikian, sebenarnya apa yang
selalu mereka usahakan itu
menutup hati mereka” (QS. Al-
Muthaffifin:14) (HR. At-Tirmidzi
no. 3334)
Sekarang tibalah saatnya bagi kita
untuk mengganti kejelekan yang
telah dikerjakan dengan amal
kebaikan. Semoga Allah
menjadikan kita termasuk
diantara hamba-hamba-Nya yang
bertaubat dengan taubatan
nashuha dan memberikan kepada
kita surga dan tambahannya
(memandang Wajah Allah ‘Azza
Wa Jalla). Aamiin
Minggu, 18 Maret 2012
berbakti kepada ke dua orang tua
Sahabat..
Apa pentingnya kita berbuat baik
dan berbakti kepada kedua orang
tua kita ?
Pertama adalah bahwa berbuat
baik dan berbakti kepada kedua
orang tua adalah salah satu
bentuk syukur kita pada Allah swt.
Disebutkan Allah telah menempat
kedudukan orang tua kita satu
tingkat dibawahNYA, Allah telah
menyertakan orang tua setelah
namaNYA, sebagaimana
disebutkan dalam surat Lukman
yang artinya, “…Bersyukurlah
kalian kepad-KU lalu kepada kedua
orang tuamu…”
Ini menjelaskan bahwa jika kita
berbakti kepada kedua orang tua
kita, sesungguhnya kita telah
termasuk orang-orang yang
bersykur kepada Allah Swt. Takkan
setinggi apapun rasa syukur kita
pada Allah Swt, jika kita tidak
berbakti dan berterimakasih
kepada kedua orang tua kita. Dan
jika kita bersyukur pada Allah
dengan berbakti dan berbuat baik
kepada orang tua, Allah berjanji
akan menganugerahkan karunia
yg banyak, yang boleh jadi saat ini
Allh anugerahkan kita anak-anak
yang soleh dan solehah, yang juga
berbuat baik dan berbakti pada
kita orang tuanya.
Kedua, jika kita berbakti kepada
kedua orang tua kita, sebenarnya
kita sedang membangun dan
membuka jalan ke syurga.
Sesungguhnya Allah telah
menetapkan, dan Rasulullah SAW
pun telah menyampaikan, bahwa
sesunggunya keridhoan Allah SWT
itu ada pada ridhonya orang tua
kita, dan kemurkaan Allahpun ada
pada murkanya orang tua. Jadi,
manalah mungkin kita akan
memperoleh syurga yang kita
impikan, jika orang tua kita tidak
ridho pada kita. Bayanagkan,
seluruh ibadah yg kita lakukan
adalah berharap pahala dari Allah
yang akan mengantarkan kita ke
syurga-NYA. Bukankah doa-doa
yang kita panjatka semua
bermuara akan syurganya Allah ?
…. “Ya Allah Ya Rabbi, masukan
kami dan keluarga kami kedalam
syurga MU. ,”.
Namun dimanakah letak syurga
itu? Dimana syurga yang kita cari
dan impikan itu ? Rasulullah SAW
bersabda, “Syurga yang kalian cari
dan harap-harapkan itu, letaknya
ada dibawah telapak kaki
ibumu…”. Artinya jika ridho orang
tua sudah kita peroleh,
sesungguhnya kita telah
membuka jalan ke syurga. Dengan
demikian, jika hari ini ada yang
orang tuanya sudah tua renta,
susah payah sakit-sakitan, butuh
perhatian dan asuhan, dan orang
tuanya itu berada dalam
pangkuannya, maka sesunggunya
syurga telah bersamanya.
Rasulullah juga pernah
menyampaikan, bahwa sungguh
merugilah seorang anak yang
orang tuanya sudah renta dan
sakitan-sakitan tinggal
bersamanya, tapi ia tidak
mendapat syurga karenanya.
Maknanya adalah jika kita
merawat orang tua kita yang
sudah tua dan sakit-sakitan, maka
rawatlah dengan ihklas dan penuh
pengabdian. Yang demikian itu
Inysa Allah akan mengantarkan
kita ke syurganya Allah SWT.
Ketiga, jika kita berbakti kepada
keda orang tua kita, Inysa Allah
kelak anak-anak kita juga akan
berbakti pada kita orang tuanya.
Namun jika kita tidak berbakti
bahkan durhaka kepada orang tua
kita, maka bersiap-siaplah
menghadapi anak kita yang tak
akan berbakti bahkan durhaka
kepada kita, nauzubillahiminzalikh.
Salah satu Hadits Riwayat Imam
At Tabrani patut kita renungkan,
yang artinya : “Berbaktilah kepada
kedua orang tuamu, niscaya anak-
anakmu kelak akan bebakti
kepadamu”. Jadi kalaulah hari ini
kita mengantarkan orang tua kita
yang sudah tua renta lanjut usia
ke panti jompo karena alasan
apapun, maka jangan pernah
menyesal jika suatu saat nanti
anak-anak kita juga akan
menitipkan kita ke panti jompo
sampai meunggu ajal, dengan
alasan apapun juga.
Kalaulah demikian halnya, maka
kita yang berbuat baik dan
berbakti kepada kedua orang tua
kita, sesungguhnya kita telah
menanam pohon kebaikan. Diakhir
khutbahnya, khatib menyampai
suatu riwayat, ketika seorang
hamba bertanya pada khalifah
Umar :
Hamba:“Ya Amirul Mukminin, hari
ini orang tuaku sudah tua lanjut
usia, hari-harinya ia selalu
bersamaku, aku papah ia, akulah
sandarannya, akulah
kendaraannya, aku bersihkan
kotorannya, aku antar kemanapun
ia pergi … apakah dengan
demikian aku telah membalas jasa
orang tua ku ? “
Umar : “Belum.!!”.
Hamba:”Kenapa Ya Amirul
Mukminin ?”
Umar : “Karena semua itu engkau
lakukan dengan hati yang berat,
penuh keterpaksaan dan apa lagi
telah kau doakan kematian yang
cepat baginya. Sedangkan ketika
ia mendidikmu, membesarkanmu
dengan susah payah, tiada ia
pernah menjadikanmu beban,
bahkan selalu berdoa…. Ya Allah,
panjangkalah umur anakku”
Sesungguhnyalah, tidak akan
pernah mampu kita membalas
jasa-jasa kedua orang tua kita.
Maka bagi kita-kita yang orang
tuanya masih hidup, bersyukurlah
dengan selalu berbuat baik dan
berbakti kepadanya, peliharalah
dan layanilah mereka dengan
penuh ikhlas dan pengabdian,
apapun keadaannya. Insya Allah
kebahagiaan mereka dilayani dan
dipelihara anaknya, jadi ladang
syurga bagi kita. Semoga kelak
anak-anak kitapun akan berbakti
dan berbuat baik pada kita orang
tuanya
Apa pentingnya kita berbuat baik
dan berbakti kepada kedua orang
tua kita ?
Pertama adalah bahwa berbuat
baik dan berbakti kepada kedua
orang tua adalah salah satu
bentuk syukur kita pada Allah swt.
Disebutkan Allah telah menempat
kedudukan orang tua kita satu
tingkat dibawahNYA, Allah telah
menyertakan orang tua setelah
namaNYA, sebagaimana
disebutkan dalam surat Lukman
yang artinya, “…Bersyukurlah
kalian kepad-KU lalu kepada kedua
orang tuamu…”
Ini menjelaskan bahwa jika kita
berbakti kepada kedua orang tua
kita, sesungguhnya kita telah
termasuk orang-orang yang
bersykur kepada Allah Swt. Takkan
setinggi apapun rasa syukur kita
pada Allah Swt, jika kita tidak
berbakti dan berterimakasih
kepada kedua orang tua kita. Dan
jika kita bersyukur pada Allah
dengan berbakti dan berbuat baik
kepada orang tua, Allah berjanji
akan menganugerahkan karunia
yg banyak, yang boleh jadi saat ini
Allh anugerahkan kita anak-anak
yang soleh dan solehah, yang juga
berbuat baik dan berbakti pada
kita orang tuanya.
Kedua, jika kita berbakti kepada
kedua orang tua kita, sebenarnya
kita sedang membangun dan
membuka jalan ke syurga.
Sesungguhnya Allah telah
menetapkan, dan Rasulullah SAW
pun telah menyampaikan, bahwa
sesunggunya keridhoan Allah SWT
itu ada pada ridhonya orang tua
kita, dan kemurkaan Allahpun ada
pada murkanya orang tua. Jadi,
manalah mungkin kita akan
memperoleh syurga yang kita
impikan, jika orang tua kita tidak
ridho pada kita. Bayanagkan,
seluruh ibadah yg kita lakukan
adalah berharap pahala dari Allah
yang akan mengantarkan kita ke
syurga-NYA. Bukankah doa-doa
yang kita panjatka semua
bermuara akan syurganya Allah ?
…. “Ya Allah Ya Rabbi, masukan
kami dan keluarga kami kedalam
syurga MU. ,”.
Namun dimanakah letak syurga
itu? Dimana syurga yang kita cari
dan impikan itu ? Rasulullah SAW
bersabda, “Syurga yang kalian cari
dan harap-harapkan itu, letaknya
ada dibawah telapak kaki
ibumu…”. Artinya jika ridho orang
tua sudah kita peroleh,
sesungguhnya kita telah
membuka jalan ke syurga. Dengan
demikian, jika hari ini ada yang
orang tuanya sudah tua renta,
susah payah sakit-sakitan, butuh
perhatian dan asuhan, dan orang
tuanya itu berada dalam
pangkuannya, maka sesunggunya
syurga telah bersamanya.
Rasulullah juga pernah
menyampaikan, bahwa sungguh
merugilah seorang anak yang
orang tuanya sudah renta dan
sakitan-sakitan tinggal
bersamanya, tapi ia tidak
mendapat syurga karenanya.
Maknanya adalah jika kita
merawat orang tua kita yang
sudah tua dan sakit-sakitan, maka
rawatlah dengan ihklas dan penuh
pengabdian. Yang demikian itu
Inysa Allah akan mengantarkan
kita ke syurganya Allah SWT.
Ketiga, jika kita berbakti kepada
keda orang tua kita, Inysa Allah
kelak anak-anak kita juga akan
berbakti pada kita orang tuanya.
Namun jika kita tidak berbakti
bahkan durhaka kepada orang tua
kita, maka bersiap-siaplah
menghadapi anak kita yang tak
akan berbakti bahkan durhaka
kepada kita, nauzubillahiminzalikh.
Salah satu Hadits Riwayat Imam
At Tabrani patut kita renungkan,
yang artinya : “Berbaktilah kepada
kedua orang tuamu, niscaya anak-
anakmu kelak akan bebakti
kepadamu”. Jadi kalaulah hari ini
kita mengantarkan orang tua kita
yang sudah tua renta lanjut usia
ke panti jompo karena alasan
apapun, maka jangan pernah
menyesal jika suatu saat nanti
anak-anak kita juga akan
menitipkan kita ke panti jompo
sampai meunggu ajal, dengan
alasan apapun juga.
Kalaulah demikian halnya, maka
kita yang berbuat baik dan
berbakti kepada kedua orang tua
kita, sesungguhnya kita telah
menanam pohon kebaikan. Diakhir
khutbahnya, khatib menyampai
suatu riwayat, ketika seorang
hamba bertanya pada khalifah
Umar :
Hamba:“Ya Amirul Mukminin, hari
ini orang tuaku sudah tua lanjut
usia, hari-harinya ia selalu
bersamaku, aku papah ia, akulah
sandarannya, akulah
kendaraannya, aku bersihkan
kotorannya, aku antar kemanapun
ia pergi … apakah dengan
demikian aku telah membalas jasa
orang tua ku ? “
Umar : “Belum.!!”.
Hamba:”Kenapa Ya Amirul
Mukminin ?”
Umar : “Karena semua itu engkau
lakukan dengan hati yang berat,
penuh keterpaksaan dan apa lagi
telah kau doakan kematian yang
cepat baginya. Sedangkan ketika
ia mendidikmu, membesarkanmu
dengan susah payah, tiada ia
pernah menjadikanmu beban,
bahkan selalu berdoa…. Ya Allah,
panjangkalah umur anakku”
Sesungguhnyalah, tidak akan
pernah mampu kita membalas
jasa-jasa kedua orang tua kita.
Maka bagi kita-kita yang orang
tuanya masih hidup, bersyukurlah
dengan selalu berbuat baik dan
berbakti kepadanya, peliharalah
dan layanilah mereka dengan
penuh ikhlas dan pengabdian,
apapun keadaannya. Insya Allah
kebahagiaan mereka dilayani dan
dipelihara anaknya, jadi ladang
syurga bagi kita. Semoga kelak
anak-anak kitapun akan berbakti
dan berbuat baik pada kita orang
tuanya
Rabu, 14 Maret 2012
sentra ciu di sukoharjo
Orang Solo sering menyebut
minuman tradisional itu dengan
sebutan Ciu. Karena “pabrik-
pabrik” nya banyak ditemui di
kawasan Bekonang – Sukoharjo
(sebuah daerah kawasan
pinggiran Solo) tak sedikit yang
menyebutnya dengan sebutan
Ciu
Bekonang.
Minuman ciu ini dianggap dan
disepakati keharamannya
karena
mengandung alkohol yang tidak
sedikit. Sebuah referensi sumber
dari kepolisian RI yang
kuperoleh
menyebutkan bahwa Ciu
mengandung kadar alkohol
cukup
tinggi yaitu sekitar 30-40%.
Busyet dah,, Tak salah jika
minuman ini sangat efektif
untuk
membuat orang yang
meminumnya mabuk, dan
ngomyang (ngigau) jika pada
kondisi “tinggi”.
Gimana caranya bikin Ciu,
sejujurnya aku tidak
mengetahuinya. Namun, setelah
kucoba googling kesana kemari,
kuperoleh sedikit referensi
singkat tentang proses
membuat
minuman Ciu ini. Simpel-nya,
cairan berisi campuran gula
kelapa, tape singkong, dan laru
dilarutkan dan dicampur ke
dalam
sebuah panci yang dibakar di
atas
perapian. Setelah itu, panci
ditutup. Kemudian tutup panci
tersebut dihubungkan dengan
pipa bambu, lantas disalurkan
melewati air dingin. Selanjutnya
di
ujung pipa ditempatkan gelas
kaca
besar berukuran 2-3 liter untuk
menampung air hasil
sulingannya.
Demikian sedikit referensi
tentang
proses pembuatan minuman Ciu.
Jika ingin melihat reaksi
ngomyang para peminum Ciu ini
silakan kawan-kawan datang ke
Jalan Ciu Bekonang. Di warung-
warung sekitarnya, ciu
dihidangkan dengan berbagai
rasa, tergantung campurannya
(sumber). Misalnya ada istilah
cisprite, campuran dengan
minuman ringan Sprite, dengan
perbandingan 1:1. Selain itu, ada
pula cikola (campuran ciu dan
Coca-cola), ciut (ciu dengan
Nutrisari), cias (ciu dengan
wedang asam), ciu tiga dimensi
(campuran ciu dengan bir dan
Kratingdaeng), dan ciu empat
dimensi (ciu, bir, Kratingdaeng,
dan Sprite), serta kidungan (ciu
dengan campuran air rendaman
tanduk kijang). Jenis terakhir ciu
campuran itu diyakini sebagai
obat kuat. Kalao masih kurang,
silakan ciu dicampur dengan
obat
Bodrex.
hahahahaha. Rasakan
sensasinya
bersama “malaikat-malaikat”.
Minuman asal Bekonang Solo ini
rupa-rupanya dijual cukup
murah.
Bermodal Rp. 5.000,- perak saja,
anda sudah bisa menikmati
flying
on the sky dengan menegak 1
liter
ciu sambil ngomyang. Karena
murahnya harga banyu gendeng
(minuman yang bisa bikin gila)
ini,
ciu sering diasosiasikan sebagai
sebuah perlawanan dari rakyat
jelata terhadap serangan gaya
hidup global melalui masuknya
minuman-minuman “modern”
ala
Coca Cola atau Sprite dan Fanta.
Lebih dari itu, minuman ini juga
menjadi semacam pelarian
mudah
dan murah bagi kalangan kaum
“rendahan” untuk menikmati
flying dan mendem (mabuk) di
kala malam yang dingin. Bila
dibandingkan dengan minuman
keras beralkohol produk-produk
luar negeri yang harganya
relatif
mahal, maka ciu telah menjadi
solusi.
Kendatipun disebut dan
dikonotasikan sebagai minuman
para preman dan pekerja-
pekerja
kelas rendahan, pada akar
sejarahnya minuman ciu ini
sebenarnya justru berasal dari
sebuah budaya menyimpang
Kraton yang dipengaruhi oleh
bujukan para penjajah Belanda.
Sumber:
fans page- dukung ciu bekonang mnjadi minuman n0 1 khas kota solo
minuman tradisional itu dengan
sebutan Ciu. Karena “pabrik-
pabrik” nya banyak ditemui di
kawasan Bekonang – Sukoharjo
(sebuah daerah kawasan
pinggiran Solo) tak sedikit yang
menyebutnya dengan sebutan
Ciu
Bekonang.
Minuman ciu ini dianggap dan
disepakati keharamannya
karena
mengandung alkohol yang tidak
sedikit. Sebuah referensi sumber
dari kepolisian RI yang
kuperoleh
menyebutkan bahwa Ciu
mengandung kadar alkohol
cukup
tinggi yaitu sekitar 30-40%.
Busyet dah,, Tak salah jika
minuman ini sangat efektif
untuk
membuat orang yang
meminumnya mabuk, dan
ngomyang (ngigau) jika pada
kondisi “tinggi”.
Gimana caranya bikin Ciu,
sejujurnya aku tidak
mengetahuinya. Namun, setelah
kucoba googling kesana kemari,
kuperoleh sedikit referensi
singkat tentang proses
membuat
minuman Ciu ini. Simpel-nya,
cairan berisi campuran gula
kelapa, tape singkong, dan laru
dilarutkan dan dicampur ke
dalam
sebuah panci yang dibakar di
atas
perapian. Setelah itu, panci
ditutup. Kemudian tutup panci
tersebut dihubungkan dengan
pipa bambu, lantas disalurkan
melewati air dingin. Selanjutnya
di
ujung pipa ditempatkan gelas
kaca
besar berukuran 2-3 liter untuk
menampung air hasil
sulingannya.
Demikian sedikit referensi
tentang
proses pembuatan minuman Ciu.
Jika ingin melihat reaksi
ngomyang para peminum Ciu ini
silakan kawan-kawan datang ke
Jalan Ciu Bekonang. Di warung-
warung sekitarnya, ciu
dihidangkan dengan berbagai
rasa, tergantung campurannya
(sumber). Misalnya ada istilah
cisprite, campuran dengan
minuman ringan Sprite, dengan
perbandingan 1:1. Selain itu, ada
pula cikola (campuran ciu dan
Coca-cola), ciut (ciu dengan
Nutrisari), cias (ciu dengan
wedang asam), ciu tiga dimensi
(campuran ciu dengan bir dan
Kratingdaeng), dan ciu empat
dimensi (ciu, bir, Kratingdaeng,
dan Sprite), serta kidungan (ciu
dengan campuran air rendaman
tanduk kijang). Jenis terakhir ciu
campuran itu diyakini sebagai
obat kuat. Kalao masih kurang,
silakan ciu dicampur dengan
obat
Bodrex.
hahahahaha. Rasakan
sensasinya
bersama “malaikat-malaikat”.
Minuman asal Bekonang Solo ini
rupa-rupanya dijual cukup
murah.
Bermodal Rp. 5.000,- perak saja,
anda sudah bisa menikmati
flying
on the sky dengan menegak 1
liter
ciu sambil ngomyang. Karena
murahnya harga banyu gendeng
(minuman yang bisa bikin gila)
ini,
ciu sering diasosiasikan sebagai
sebuah perlawanan dari rakyat
jelata terhadap serangan gaya
hidup global melalui masuknya
minuman-minuman “modern”
ala
Coca Cola atau Sprite dan Fanta.
Lebih dari itu, minuman ini juga
menjadi semacam pelarian
mudah
dan murah bagi kalangan kaum
“rendahan” untuk menikmati
flying dan mendem (mabuk) di
kala malam yang dingin. Bila
dibandingkan dengan minuman
keras beralkohol produk-produk
luar negeri yang harganya
relatif
mahal, maka ciu telah menjadi
solusi.
Kendatipun disebut dan
dikonotasikan sebagai minuman
para preman dan pekerja-
pekerja
kelas rendahan, pada akar
sejarahnya minuman ciu ini
sebenarnya justru berasal dari
sebuah budaya menyimpang
Kraton yang dipengaruhi oleh
bujukan para penjajah Belanda.
Sumber:
fans page- dukung ciu bekonang mnjadi minuman n0 1 khas kota solo
Langganan:
Postingan (Atom)