Sahabat..
Apa pentingnya kita berbuat baik
dan berbakti kepada kedua orang
tua kita ?
Pertama adalah bahwa berbuat
baik dan berbakti kepada kedua
orang tua adalah salah satu
bentuk syukur kita pada Allah swt.
Disebutkan Allah telah menempat
kedudukan orang tua kita satu
tingkat dibawahNYA, Allah telah
menyertakan orang tua setelah
namaNYA, sebagaimana
disebutkan dalam surat Lukman
yang artinya, “…Bersyukurlah
kalian kepad-KU lalu kepada kedua
orang tuamu…”
Ini menjelaskan bahwa jika kita
berbakti kepada kedua orang tua
kita, sesungguhnya kita telah
termasuk orang-orang yang
bersykur kepada Allah Swt. Takkan
setinggi apapun rasa syukur kita
pada Allah Swt, jika kita tidak
berbakti dan berterimakasih
kepada kedua orang tua kita. Dan
jika kita bersyukur pada Allah
dengan berbakti dan berbuat baik
kepada orang tua, Allah berjanji
akan menganugerahkan karunia
yg banyak, yang boleh jadi saat ini
Allh anugerahkan kita anak-anak
yang soleh dan solehah, yang juga
berbuat baik dan berbakti pada
kita orang tuanya.
Kedua, jika kita berbakti kepada
kedua orang tua kita, sebenarnya
kita sedang membangun dan
membuka jalan ke syurga.
Sesungguhnya Allah telah
menetapkan, dan Rasulullah SAW
pun telah menyampaikan, bahwa
sesunggunya keridhoan Allah SWT
itu ada pada ridhonya orang tua
kita, dan kemurkaan Allahpun ada
pada murkanya orang tua. Jadi,
manalah mungkin kita akan
memperoleh syurga yang kita
impikan, jika orang tua kita tidak
ridho pada kita. Bayanagkan,
seluruh ibadah yg kita lakukan
adalah berharap pahala dari Allah
yang akan mengantarkan kita ke
syurga-NYA. Bukankah doa-doa
yang kita panjatka semua
bermuara akan syurganya Allah ?
…. “Ya Allah Ya Rabbi, masukan
kami dan keluarga kami kedalam
syurga MU. ,”.
Namun dimanakah letak syurga
itu? Dimana syurga yang kita cari
dan impikan itu ? Rasulullah SAW
bersabda, “Syurga yang kalian cari
dan harap-harapkan itu, letaknya
ada dibawah telapak kaki
ibumu…”. Artinya jika ridho orang
tua sudah kita peroleh,
sesungguhnya kita telah
membuka jalan ke syurga. Dengan
demikian, jika hari ini ada yang
orang tuanya sudah tua renta,
susah payah sakit-sakitan, butuh
perhatian dan asuhan, dan orang
tuanya itu berada dalam
pangkuannya, maka sesunggunya
syurga telah bersamanya.
Rasulullah juga pernah
menyampaikan, bahwa sungguh
merugilah seorang anak yang
orang tuanya sudah renta dan
sakitan-sakitan tinggal
bersamanya, tapi ia tidak
mendapat syurga karenanya.
Maknanya adalah jika kita
merawat orang tua kita yang
sudah tua dan sakit-sakitan, maka
rawatlah dengan ihklas dan penuh
pengabdian. Yang demikian itu
Inysa Allah akan mengantarkan
kita ke syurganya Allah SWT.
Ketiga, jika kita berbakti kepada
keda orang tua kita, Inysa Allah
kelak anak-anak kita juga akan
berbakti pada kita orang tuanya.
Namun jika kita tidak berbakti
bahkan durhaka kepada orang tua
kita, maka bersiap-siaplah
menghadapi anak kita yang tak
akan berbakti bahkan durhaka
kepada kita, nauzubillahiminzalikh.
Salah satu Hadits Riwayat Imam
At Tabrani patut kita renungkan,
yang artinya : “Berbaktilah kepada
kedua orang tuamu, niscaya anak-
anakmu kelak akan bebakti
kepadamu”. Jadi kalaulah hari ini
kita mengantarkan orang tua kita
yang sudah tua renta lanjut usia
ke panti jompo karena alasan
apapun, maka jangan pernah
menyesal jika suatu saat nanti
anak-anak kita juga akan
menitipkan kita ke panti jompo
sampai meunggu ajal, dengan
alasan apapun juga.
Kalaulah demikian halnya, maka
kita yang berbuat baik dan
berbakti kepada kedua orang tua
kita, sesungguhnya kita telah
menanam pohon kebaikan. Diakhir
khutbahnya, khatib menyampai
suatu riwayat, ketika seorang
hamba bertanya pada khalifah
Umar :
Hamba:“Ya Amirul Mukminin, hari
ini orang tuaku sudah tua lanjut
usia, hari-harinya ia selalu
bersamaku, aku papah ia, akulah
sandarannya, akulah
kendaraannya, aku bersihkan
kotorannya, aku antar kemanapun
ia pergi … apakah dengan
demikian aku telah membalas jasa
orang tua ku ? “
Umar : “Belum.!!”.
Hamba:”Kenapa Ya Amirul
Mukminin ?”
Umar : “Karena semua itu engkau
lakukan dengan hati yang berat,
penuh keterpaksaan dan apa lagi
telah kau doakan kematian yang
cepat baginya. Sedangkan ketika
ia mendidikmu, membesarkanmu
dengan susah payah, tiada ia
pernah menjadikanmu beban,
bahkan selalu berdoa…. Ya Allah,
panjangkalah umur anakku”
Sesungguhnyalah, tidak akan
pernah mampu kita membalas
jasa-jasa kedua orang tua kita.
Maka bagi kita-kita yang orang
tuanya masih hidup, bersyukurlah
dengan selalu berbuat baik dan
berbakti kepadanya, peliharalah
dan layanilah mereka dengan
penuh ikhlas dan pengabdian,
apapun keadaannya. Insya Allah
kebahagiaan mereka dilayani dan
dipelihara anaknya, jadi ladang
syurga bagi kita. Semoga kelak
anak-anak kitapun akan berbakti
dan berbuat baik pada kita orang
tuanya
terus kalo orang tuaku keduanya telah meninggal semua bagaimana cara berbaktinya yaaaaaaaaaa ?
BalasHapusTerima kasih pak hartoyo. Yg tlh kasih komen pake akun saya yg tertinggal di laptop lek oyo hehe..
HapusBerbakti kepada orangtua yang
sudah meninggal dunia dapat
dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan
mendoakan dan beristighfar
(memohon ampun) kepada Allah
untuk beliau. Doa itu bisa
berbunyi rabbighfir li wa
liwalidayya/Ya Tuhanku,
ampunilah dosaku dan dosa
kedua orangtuaku (QS Nuh (71),
atau rabbirhamhuma kama
rabbayani shaghiran/Ya
Tuhanku, rahmatilah kedua
orangtuaku sebagaimana dulu
mereka mendidikku sewaktu
aku kecil (QS Al-Isra' (17): 24).
Dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, Rasulullah SAW
bersabda, "Seseorang yang telah
meninggal dunia akan diangkat
derajatnya. Ketika itu ia berkata,
'Ya Tuhan, apa ini?' Lalu dijawab,
'Itu adalah istighfar dari
anakmu untukmu'."
Selain memohonkan ampun,
berbakti kepada orangtua yang
sudah meninggal dunia juga
dapat dilakukan dengan
melaksanakan wasiat beliau,
terutama yang berkaitan
dengan pihak lain. Juga dengan
banyak-banyak bersedekah atas
nama/untuk beliau. Seorang
Sahabat Nabi pernah bertanya
kepada beliau, "Wahai
Rasulullah, ibuku telah
meninggal dunia, dan beliau
tidak mewasiatkan apa-apa
(mengenai sedekah). Apakah
kalau aku bersedekah untuknya
itu bermanfaat baginya?" Beliau
menjawab, "Ya." (HR. Imam
Bukhari).